Selamat Datang di Showroom Online Karya Manunggal

Sejarah Kesenian Topeng

Topeng klasik adalah topeng yang biasa dipakai dalam pentas sendratari klasik seperti cerita Panji, Minak Jingo dan Gunungsari yang saat ini mulai langka. Seni topeng sendiri memiliki jejak sejarah yang panjang di negeri ini. Pada masa perunggu, telah muncul topeng-topeng perunggu untuk ritual pemujaan. Kemudian di zaman Hindu, Majapahit, kesenian topeng mulai populer. Konon, raja besar Hayam Wuruk pun pernah menarikan tari topeng dalam sebuah perayaan kerajaan sehingga cerita panji populer ke seluruh wilayah Majapahit yang kala itu terbentang hingga Kamboja


Cerita Panji sendiri memiliki banyak versi, termasuk berbeda dalam penuturan ceritanya. Namun semuanya memiliki tema yang sama, yaitu tentang cerita asmara antara putra mahkota kerajaan Janggala (Kahuripan) dengan putri kerajaan Panjalu (Kadiri) yang beribukotakan di Daha. Dalam kisah Panji, suasana yang disajikan adalah masyarakat dan kerajaan-kerajaan yang berkembang di wilayah Jawa (timur) dan Bali. Dari awalnya digunakan untuk kelengkapan tari panji atau wayang topeng, topeng klasik panji kini bermetamorfosis menjadi barang koleksi atau pajangan. Satu set cerita tentang panji biasanya membutuhkan sekitar 40 topeng dengan karakter berbeda.


Jika dibuat dengan benar, topeng panji seolah punya nyawa. Ia bisa membuat orang yang memakainya berubah menjadi orang lain seturut tokoh topeng panji. Topeng panji juga mampu menampilkan watak baik, jahat, sedih, atau gembira. Watak ini semakin diperkuat dengan warna topeng yang pakemnya sudah ditentukan dari zaman lampau.